Kamis, 28 Mei 2015

Sejarah Kain Felt/ Flanel

Sejarah kain felt/flanel sedikit banyak perlu di ketahui oleh para pecintanya. Felt merupakan nama lain dari kain flanel. Kata "felt" di ambil dari nama proses dalam pembuatan kain ini yaitu proses "wet felting". Kain felt banyak di gemari karena teksturnya yang mudah di bentuk, seratnya yang halus, warnanya yang menarik  dan dalam proses menjahitnya tidak perlu di kelim seperti kain yang lain.

Di Indonesia kain felt yang beredar di pasaran mempunyai ketebalan sekitar 0.9-2mm, dengan bidang kain sekitar 96 cm. Biasanya kain ini di jual secara eceran dengan ukuran kurang lebih 23x25cm( 1m di gunting menjadi 16 bagian). Ada juga yang menjual meteran, di mulai dari ukuran 0.25m. Kekurangan kain ini adalah mudah berserabut, sehingga memerlukan perawatan ekstra.

Kain felt polos atau kain felt yang hanya terdiri dari satu warna saja adalah salah satu jenis kain felt yang banyak di jumpai. Tapi selain jenis kain yang polos ini, ada juga kain felt bermotif. Kain felt di buat dengan proses pencetakan menggunakan mesin print, jadi motifnya bisa di sesuaikan dengan keinginan kita.Namun tentu saja harganya jadi lebih mahal di banding jenis felt polos. Jenis kain felt yang lebih mahal lagi juga ada lho. Kain felt bermotif yang dalam proses pembuatannnya di campur dengan serat sutera dalam pembuatan benang-benangnya. Jenis kain felt ini di sebut zephyr.

Contoh kain felt polos:




Contoh kain felt motif :



Kain felt merupakan kain tertua dalam sejarah peradaban kehidupan manusia. Konon kain ini di kenal sebelum munculnya kain tenun dan rajut. Bekas penggunaan kain felt tertua di temukan di Turki, sekitar tahun 6500SM. Sedangkan bentuk awetan kain felt terumit di temukan di Siberia, pada tahun 600M. Urnamman merupakan nama tokoh yang melegenda di Sumeria, mereka meyakini Urnamman adalah orang yang pertama kali membuat kain felt.

Dalam sejarahnya kain felt di kenal di berbagai belahan dunia. Perbedaan bahasa menjadikan penyebutan kain ini menjadi beragam. Di Eropa orang-orang menyebut kain ini dengan nama flanellete. Sedangkan di Perancis orang-orang menyebutnya dengan flanelle. Di Indonesia, terutama di kalangan pengrajin kerajinan tangan, kain ini lebih di kenal dengan nama kain flanel.

Pada jaman dahulu, kain ini di gunakan oleh para pekerja di lapangan untuk melindungi diri dari cuaca. Dalam perkembangannya kain ini juga di gunakan sebagai bahan untuk pembuatan topi bagi kaum pria. Namun di masa kini kegunaan kain felt ini menjadi lebih beragam lagi.

Dalam industri otomotif, kain ini di gunakan untuk meredam getaran pada panel interior. Di bidang kesenian terutama seni musik, dan permainan, kain felt ini di gunakan untuk menghasilkan suara yang bersih pada simbal drum atau piano, dan sebagai pelapis meja biliard.

Teksturnya yang lembut juga di manfaatkan oleh para ibu untuk membedong bayi-bayi mereka dengan kain ini. Pembuatan tas pun mengandalkan kain felt sebagai pelapisnya. Pemukaannya yang gampang menyerap air menjadikan kain ini banyak di gunakan sebagai lap pengering. Selain itu kain felt bisa juga di gunakan untuk membersihkan sisa debu pada lantai parket yang merupakan jenis lantai yang terbuat dari dari kayu. Sayangnya jenis lantai ini jarang di temukan di Indonesia.

Selain kegunaan di atas, kain felt ini juga dapat di jadikan sebagai media untuk berkreasi terutama di bidang seni design. Para pengrajin kerajinan tangan mengolah kain ini menjadi berbagai produk yang menarik untuk di jadikan souvenir pernikahan atau pesta-pesta lainnya.

Dalam perjalanan sejarah kain felt sekarang ini, kreasi-kreasi unik nan cantik muncul dari tangan-tangan terampil para pengrajinnya. Replika makanan, berbagai macam bunga, buah-buahan yang dapat di gunakan sebagai hiasan atau aksesoris, selain itu kreasi-kreasi unuk tadi, dapat juga di jadikan sebagai alat peraga dalam dunia pendidikan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar