Sabtu, 16 Mei 2015

Kisruh Keraton Yogya. Sabda Raja dan Dawuh Raja Yogyakarta, Tidak Sah ?


“Sabda Raja dan Dawuh raja Yogyakarta tidak sah.” Demikian pernyataan ketidak setujuan dari adik Sultan Hamengku Buwono X, yaitu KGBH Yudhoningrat. Dikatakan tidak sah karena menurut beliau, keduanya di laksanakan dengan prosesi dan protokoler yang salah. Sri Sultan seharusnya menggunakan pakaian kebesaran raja berwarna hitam dan menggunakan suluk Kanigoro saat acara berlangsung. Pada pelaksanannya Sultan justru menggunakan  ageman putera mahkota dan suluk berwarna biru.

Sabda Raja dan Dawuh Raja Yogyakarta yang dilaksanakan di Siti Hinggil Keraton Yogyakarta, 30 April 2015 lalu tengah menuai polemik karena di nilai menyalahi akar pendirian kerajaan Mataram Islam. Sabda Raja tersebut berisi lima point yaitu:  Penggantian nama Sri Sultan Hamengku Buwono X menjadi Sri Sultan Hamengku Bawono X, penghapusan gelar Khalifatullah, perubahan penyebutan kaping sedasa dengan kaping sepuluh, perubahan isi perjanjian antara pendiri Mataran Ki Ageng Giring dengan Ki Ageng Pemanahan, serta penyempurnaan keris Kanjeng Kiai Kopek dengan keris Kanjeng Kiai Joko Pinurun.

Berlanjut dengan Dawuh Raja yang berlangsung pada tanggal 5 Mei 2015. Dawuh Raja ini berisi pengangkatan putrinya GKR Pembayun menjadi putri mahkota dan namanya diganti menjadi GKR Mangkubumi Hamemayu Hayuning Bawono Langgeng Ing Mataram pun berlangsung di tempat yang sama.
Adik-adik sultan yang di undang pada acara tersebut sepakat untuk tidak hadir di acara bersejarah itu. Sepuluh adik sultan sepakat menggelar rapat keluarga yang dilaksakan di kediaman GBPH Prabukusumo pada hari Rabu, 6 Mei 2015. Mereka adalah KGPH Hadiwinoto, KGPH Pakuningrat, KGPH Yodoningrat, KGPH Condroningrat, KGPH Suryomentaraman, KGPH Hadinegoro, KGPH Suryonegoro dan KGPH Prabukusumo sendiri, sedangkan KGPH Hadisuryo berhalangan hadir karena sakit. Selain menggelar rapat keluarga, adik-adik sultan juga menggelar sabda palon untuk menampung aspirasi masyarakat Yogyakarta.

Sementara Sri Sultan Hamengku Bawono X tidak banyak berkomentar menanggapi sikap adik-adiknya. Beliau sama sekali tidak mengkhawatirkan penolakan adik-adiknya. Beliau hanya berpesan agar adik-adiknya tidak hanya berfikir menggunakan ini ( sambil menunjuk kepala), tetapi juga harus menggunakan ini ( sambil menunjuk dada).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar