Minggu, 02 Juli 2017

Serangan Munggis

Tubuhnya mirip tikus. Tapi dia lebih kecil. Memiliki moncong seperti tapir. Dia termasuk binatang mamalia yang makan serangga. Tubuhnya bau busuk. Sebusuk kotorannya yang berbentuk kue gabus berwarna hitam. Orang lebih mengenal binatang ini dengan nama celurut.

Bojo :"Gedhe apa cilik?"(Besar atau kecil)
Me : "Cilik, mlakune alon, santai kaya lagi nang pantai."(Kecil, jalannya pelan, santai kaya lagi di pantai)
Bojo : "Munggis kuwe jenenge, nek gedhe jenenge tikus."(Celurut itu, kalau besar namanya tikus)
Me : "????"
Bojo : "Celurut...nama lainnya itu munggis."
Me :"Baru tahu."

Suami saya langsung action cari tongkat dan sapu. Dia mengubek isi kamar yang disambangi si celurut, sementara saya masuk ke kamar satu lagi. Selama masih ada laki-laki di rumah, biarlah dia yang menyelesaikan urusan macam ini. Hehe...padune wedi...
Setelah beberapa saat, dia menyerah.
"Ora ketemu, paling wis metu."(Ngga ketemu, paling udah keluar)
" Ih...keluar dari mana, orang pintunya cuma satu....
Itu kejadiannya kemarin pagi, siangnya kulihat si celurut berjalan santai ke ruang tamu, entah ngumpet dimana dia tadi.
Giliran saya beraksi. Ambil sapu, ambil tongkat. Sibak-sibak semua tempat. Nihil.
Akhirnya saya buka semua pintu, berharap dia keluar dengan sendirinya.



Tadi pagi...
Moncong panjang mengendus-endus berkelebat di pintu. Kecil, hitam. Hai...si celurut datang lagi. Berarti dia sudah nginep di dalam rumah sehari semalam. Padahal tadi malam kami tidur di lantai, mudah-mudahan ngga sempat jadi endusan si mirip tapir ini.

Semua pintu kamar segera di tutup. Perburuan segera di mulai. Dan seperti kemarin, saya sembunyi di dalam kamar.

Pintu kamar diketok.
"Udah keluar." kata suami ringan.
"Lewat mana?"kemal(kepo maksimal)
"Pintu depan, celahnya itu ternyata bisa buat masuk si munggis."
"Ih..kalau gini terus, bisa jadi rumah kita jadi langanan dia. Rapatkan dong pintunya..."

Celah pintu rumah







Tidak ada komentar:

Posting Komentar